Arti Maintenance: Pengertian, Tujuan, dan 6 Jenisnya
Arti Maintenance: Pengertian, Tujuan, dan 6 Jenisnya

Arti Maintenance: Pengertian, Tujuan, dan 6 Jenisnya

Maintenance atau yang sering kita kenal dengan istilah perawatan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan guna memelihara atau menjaga sesuatu agar tetap dalam keadaan yang baik dan optimal fungsinya. Dalam artian yang luas, maintenance dapat dilakukan terhadap berbagai hal, mulai dari mesin atau alat berat, bangunan, kendaraan, hingga terhadap sistem elektronik atau jaringan komunikasi.

Dalam dunia industri, maintenance menjadi salah satu hal yang sangat penting karena dapat mempengaruhi produktivitas dan efektivitas suatu perusahaan.

Tanpa adanya perawatan yang baik, maka keausan atau kerusakan pada mesin atau alat yang digunakan dapat terjadi lebih cepat, sehingga perusahaan harus mengeluarkan biaya yang lebih besar untuk melakukan perbaikan atau bahkan mengganti alat tersebut.

Arti dan Jenis Maintenance: Tujuan dan Tutorialnya

Arti dan Jenis Maintenance Tujuan dan Tutorialnya

Tujuan dari maintenance sendiri adalah agar dapat menjaga kondisi dan performa dari suatu barang atau peralatan, sehingga dapat terus berfungsi dengan baik tanpa terjadi kerusakan atau keausan yang berlebihan. Dengan melakukan perawatan yang rutin dan teratur, maka dapat memperpanjang usia pakai dari suatu barang, sehingga dapat menghemat biaya perbaikan atau penggantian.

Adapun 6 jenis maintenance yang umum digunakan di industri adalah sebagai berikut:

1. Preventive Maintenance (PM)

Jenis maintenance ini dilakukan secara teratur guna menghindari kerusakan pada suatu barang atau alat. Pada jenis maintenance ini dilakukan kegiatan pemeriksaan, perbaikan, dan penggantian suku cadang pada barang atau alat secara berkala.

2. Predictive Maintenance (PdM)

Jenis maintenance ini dilakukan berdasarkan data atau informasi yang diperoleh dari pengamatan atau pengukuran terhadap kondisi dari suatu barang atau alat. Dengan menggunakan teknologi yang lebih canggih, maka dapat diprediksi kapan suatu barang atau alat akan mengalami kerusakan atau keausan.

3. Corrective Maintenance (CM)

Jenis maintenance ini dilakukan ketika suatu barang atau alat mengalami kerusakan atau kegagalan. Tujuan dari CM adalah untuk memperbaiki atau mengganti suku cadang yang rusak agar barang atau alat dapat berfungsi kembali dengan baik.

4. Condition-Based Maintenance (CBM)

Jenis maintenance ini dilakukan berdasarkan kondisi dari suatu barang atau alat. Dalam CBM, dilakukan pengukuran dan pengamatan terhadap kondisi dari suatu barang atau alat secara berkala dan perawatan dilakukan berdasarkan hasil pengukuran tersebut.

Baca Juga:  Keunggulan dan Kualitas Terbaik Pantyliner Indonesia

5. Total Productive Maintenance (TPM)

Jenis maintenance ini salah satu yang paling holistik karena tidak hanya fokus pada perawatan barang atau alat, namun juga pada keberlangsungan produksi yang optimal. TPM dilakukan dengan melibatkan seluruh karyawan dan anggota tim produksi untuk bekerja sama menjaga kondisi mesin dan lingkungan kerja secara keseluruhan.

6. Run-to-Failure Maintenance (RTF)

Jenis maintenance ini dilakukan ketika suatu barang atau alat dibiarkan mengalami kerusakan dan baru dilakukan perbaikan atau penggantian ketika sudah tidak dapat berfungsi lagi. Jenis maintenance ini cenderung menghemat biaya karena perawatan dilakukan hanya ketika diperlukan, namun cenderung tidak efisien karena dapat mengganggu produktivitas jika suatu barang atau alat tiba-tiba gagal.

Dalam dunia industri, pemilihan jenis maintenance yang tepat dapat berpengaruh besar terhadap kinerja dan efektivitas dari sebuah perusahaan. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk memperhatikan jenis maintenance yang tepat dalam rangka menjaga keberlangsungan bisnis mereka dan menghemat biaya perawatan.

Maintenance: Pengertian dan Tujuannya

Maintenance dapat diartikan sebagai serangkaian kegiatan perawatan dan perbaikan yang diperlukan untuk menjaga agar suatu mesin atau fasilitas dapat berfungsi dengan baik. Meskipun terdengar sepele, namun maintenance memiliki peran yang penting dalam menjaga kelangsungan suatu bisnis karena dapat memperpanjang masa pakai mesin dan peralatan sehingga dapat menghemat biaya operasional dan memperkecil risiko kerusakan.

Ada beberapa tujuan penting dari maintenance, diantaranya:

  1. Meningkatkan efisiensi, kinerja, dan produktivitas suatu mesin atau fasilitas.
  2. Mencegah kerusakan dan memperpanjang masa pakai mesin atau fasilitas.
  3. Meningkatkan keamanan dan kesehatan kerja.
  4. Menjamin ketersediaan bahan bakar atau energi.
  5. Meningkatkan kepuasan pelanggan dengan menyediakan jasa yang lebih terpercaya dan berkualitas tinggi.
  6. Menjaga agar mesin atau fasilitas tetap memenuhi standar kualitas dan regulasi keamanan.

6 Jenis Maintenance

Ada 6 jenis maintenance yang perlu diketahui oleh pemilik bisnis, yaitu sebagai berikut:

Corrective Maintenance

Jenis maintenance ini dilakukan setelah terjadinya kerusakan atau kegagalan pada suatu mesin atau fasilitas, dengan tujuan mengembalikan kondisi mesin atau fasilitas tersebut ke dalam kondisi yang sebelumnya.

Preventive Maintenance

Jenis maintenance ini dilakukan secara terencana dan rutin untuk mencegah terjadinya kerusakan pada suatu mesin atau fasilitas, dengan melakukan inspeksi dan perbaikan pada bagian-bagian tertentu sesuai jadwal yang telah ditentukan.

Conditional Maintenance

Jenis maintenance ini dilakukan setelah suatu mesin atau fasilitas mencapai batas waktu atau batas penggunaannya, dengan tujuan untuk mengevaluasi kondisi mesin dan memutuskan apakah perlu dilakukan maintenance atau tidak.

Shutdown Maintenance

Jenis maintenance ini dilakukan ketika suatu mesin atau fasilitas tidak beroperasi dalam waktu yang lama, dengan tujuan untuk melakukan perawatan dan pemeliharaan.

Baca Juga:  Skipping Olahraga Bagus Terbaik Indonesia

Predictive Maintenance

Jenis maintenance ini dilakukan dengan menggunakan teknologi canggih untuk memprediksi kapan suatu mesin atau fasilitas akan mengalami kerusakan atau kegagalan, sehingga dapat dilakukan tindakan preventif sebelum terjadi kerusakan.

Opportunistic Maintenance

Jenis maintenance ini dilakukan ketika suatu mesin atau fasilitas sudah tidak bisa diperbaiki lagi, sehingga perlu dilakukan penggantian atau pengadaan mesin atau fasilitas baru.

Dengan mengetahui jenis-jenis maintenance tersebut, pemilik bisnis dapat memilih jenis maintenance yang tepat untuk mesin atau fasilitas mereka, sehingga dapat menjaga kelangsungan bisnis dan menghemat biaya operasional.

Tujuan Maintenance

Tujuan utama dari maintenance adalah agar produk atau peralatan dapat digunakan dengan aman dan terus berfungsi secara optimal. Selain itu, tujuan dari maintenance adalah untuk menjaga agar produk atau peralatan tidak mengalami kerusakan dan dapat mengurangi risiko kecelakaan kerja.

Selain tujuan utama, ada juga beberapa tujuan lain dari maintenance, yaitu:

  • Memperpanjang umur produk atau peralatan
  • Mengurangi biaya penggantian produk
  • Meningkatkan efisiensi dan kinerja produk atau peralatan
  • Meningkatkan kualitas produk atau jasa yang dihasilkan
  • Memenuhi persyaratan keamanan dan kesehatan yang ditentukan

Dengan tujuan-tujuan ini, maka maintenance dapat dilakukan secara terencana dan terukur agar dapat mencapai hasil yang sesuai dengan yang diharapkan.

Jenis-jenis Maintenance

Terdapat enam jenis maintenance yang dibedakan berdasarkan sifat dan jenis perawatan yang diberikan. Jenis-jenis maintenance dan penjelasannya adalah:

Preventive maintenance

Preventive maintenance adalah jenis maintenance yang dilakukan untuk mencegah terjadinya kerusakan atau kegagalan pada produk atau peralatan. Maintenance ini dilakukan secara terencana dan berkala, misalnya pembersihan, penggantian komponen yang rusak atau aus, dan pengecekan terhadap kondisi produk atau peralatan.

Dengan melakukan preventive maintenance, produk atau peralatan dapat terus berfungsi secara optimal dan menghindari kerusakan yang dapat berdampak pada biaya maintenance yang lebih besar.

Corrective maintenance

Corrective maintenance adalah jenis maintenance yang dilakukan untuk memperbaiki kerusakan atau kegagalan pada produk atau peralatan setelah terjadi. Jenis maintenance ini dilakukan untuk mengembalikan produk atau peralatan ke kondisi sebelum kerusakan dan dapat dilakukan secara tidak terencana, misalnya ketika terjadi kegagalan atau kerusakan.

Kegagalan pada produk atau peralatan ini dapat disebabkan oleh faktor lingkungan, pemakaian yang berlebihan, atau faktor-faktor lain yang berpotensi mempercepat kerusakan.

Condition-based maintenance

Condition-based maintenance adalah jenis maintenance yang dilakukan berdasarkan kondisi produk atau peralatan. Pada jenis maintenance ini, produk atau peralatan akan terus dipantau dan dicek kondisinya, sehingga dapat diketahui kapan waktu yang tepat untuk melakukan maintenance.

Condition-based maintenance digunakan untuk menghindari kerusakan yang tidak terduga dan penggunaannya terus meningkat karena keandalannya yang tinggi.

Predictive maintenance

Predictive maintenance adalah jenis maintenance yang dilakukan dengan memprediksi kapan suatu produk atau peralatan akan mengalami kerusakan atau kegagalan, sehingga dapat dilakukan tindakan maintenance sebelum produk atau peralatan mengalami kerusakan.

Baca Juga:  Smartband Bagus Keren Indonesia

Jenis maintenance ini menggunakan data dan informasi, seperti suhu, tekanan, atau getaran yang terdapat pada produk atau peralatan untuk memprediksikan kapan akan terjadi kerusakan. Dengan melakukan predictive maintenance, biaya maintenance dapat ditekan dan produk atau peralatan dapat terus berfungsi secara optimal.

Shutdown maintenance

Shutdown maintenance adalah jenis maintenance yang dilakukan ketika produk atau peralatan sedang dalam kondisi tidak beroperasi atau tidak berproduksi.

Maintenance ini dilakukan ketika produk atau peralatan memerlukan tindakan perawatan atau penggantian component pada saat produk tidak dioperasikan. Jenis maintenance ini dilakukan secara reguler dan terencana.

Opportunity maintenance

Opportunity maintenance adalah jenis maintenance yang dilakukan ketika terdapat kesempatan kosong pada waktu produksi. Maintenance ini dilakukan ketika waktu pause pada operasi produksi untuk melakukan kegiatan maintenance.

Pada jenis maintenance ini, produk atau peralatan akan diperiksa dan ditindaklanjuti jika terdapat kerusakan atau kekurangan. Kegiatan maintenance ini dapat dilakukan setiap kali dilakukan pergantian produksi atau pada waktu downtime.

Dalam menjalankan jenis maintenance tersebut, masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan yang dapat dipertimbangkan berdasarkan kondisi dan kebutuhan dari produk atau peralatan yang dimiliki.

Manfaat Maintenance untuk Peningkatan Produktivitas

Maintenance atau perawatan peralatan atau mesin yang kita miliki merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan. Menciptakan peralatan atau mesin yang selalu siap pakai dan berfungsi dengan baik akan membantu meningkatkan produktivitas suatu industri. Ada beberapa manfaat maintenance yang dapat diberikan untuk peningkatan produktivitas:

1. Meningkatkan Lifespan Peralatan

Salah satu manfaat maintenance adalah dapat memperpanjang umur peralatan atau mesin. Dengan melakukan maintenance pada peralatan atau mesin, kita dapat mencegah kerusakan yang lebih serius dan memperpanjang masa pakai peralatan tersebut. Hal ini tentu saja sangat membantu bagi suatu industri dalam jangka panjang, karena tidak perlu mengeluarkan biaya untuk pembelian peralatan baru.

2. Mengurangi Risiko Kerusakan dan Kebocoran

Manfaat maintenance selanjutnya adalah dapat mengurangi risiko kerusakan dan kebocoran dalam peralatan atau mesin. Dengan melakukan maintenance secara rutin, kita dapat menemukan masalah yang mungkin terjadi pada peralatan atau mesin sebelum terjadi kerusakan yang lebih serius atau bahkan kebocoran yang dapat berbahaya bagi lingkungan sekitar.

3. Meningkatkan Efisiensi Peralatan

Manfaat maintenance lainnya adalah dapat meningkatkan efisiensi peralatan atau mesin. Peralatan atau mesin yang dirawat secara baik dan rutin akan berfungsi dengan lebih optimal, sehingga dapat meningkatkan kecepatan dan kualitas produksi. Hal ini tentu akan sangat berpengaruh pada produktivitas suatu industri.

4. Mengurangi Biaya Perawatan

Melakukan maintenance secara rutin juga dapat membantu mengurangi biaya perawatan. Dengan menemukan masalah pada peralatan atau mesin sejak dini, maka kita tidak perlu mengeluarkan biaya yang lebih besar untuk memperbaiki masalah yang sudah parah.